Kezia's Article Opinion

Perilaku Menyimpang Anak Melalui Kartun
Oleh: Kezia Alexandra / 150905623
                                   
Media televisi menjadi media yang paling digemari masyarakat, orang tua maupun anak-anak. Salah satu tayangan televisi yang diperuntukkan oleh anak-anak adalah tayangan pada film kartun (Putera, 2015, 1). Negeri Sakura atau biasa disebut dengan Jepang salah satu Negara maju di kawasan Asia yang memiliki banyak film kartun anime yang menarik untuk ditonton oleh masyarakat, contohnya saja Doraemon, Crayon Shinchan, Naruto, One Piece, dan lain-lain. Tidak hanya anak-anak yang berasal dari Jepang saja yang tertarik dengan film kartun anime bahkan anak-anak dari negara luar juga menyukai anime terutama pada anak-anak di Indonesia.
Salah satu film kartun yang digemari oleh anak-anak adalah “Crayon Shinchan” (Putera, 2015, 1). Film kartun anime “Crayon Shinchan” ini sangat popular di Indonesia karena ditayangkan pada salah satu stasiun televisi di Indonesia yaitu RCTI sehingga, menjadi tayangan film kartun anime yang banyak digemari masyarakat Indonesia terutama untuk anak-anak. Anak-anak menyukai film kartun anime ini karena tokoh utama yang ada pada kartun tersebut bertingkah lucu dan menggemaskan sehingga, membuat anak-anak yang menonton menjadi terhibur. Bahkan orang dewasa dan remaja dapat menonton kartun ini hingga tertawa terbahak-bahak.
Namun, ternyata dari kartun ini memiliki dampak yang buruk bagi perilaku anak kecil terhadap perilaku orang tua. Alur cerita pada film kartun ini banyak memberikan kesan yang negatif dari pada kesan yang positifnya sehingga, anak-anak pada usia yang masih sekolah sangat mudah terpengaruh dengan hal yang baru. Contohnya adalah tokoh utamanya seorang bocah yang berusia lima tahun, yang duduk di bangku taman kanak-kanak, ia sering membuat banyak masalah atau ulah, membuat repot orang lain dan karakternya seperti menggambarkan dengan menirukan tingkah laku orang dewasa yaitu bernama Shinchan, alur ceritanya pada saat adegan Shinchan menjahili guru dan temannya di sekolahnya, menggoda-goda wanita cantik yang ia lihat di jalan bahkan sampai meledek ibunya jika disuruh merapikan mainannya. Tindakan yang dilakukan oleh tokoh Shincan tersebut termasuk dalam perilaku yang mengandung kesan negatif dan cenderung dapat ditiru oleh anak kecil jaman sekarang ini.
“Crayon Shincan” merupakan tayangan yang banyak menuai protes, terutama dari para orang tua dan para pemerhati anak, namun di sisi lain tayangan ini juga merupakan tayangan yang banyak digemari oleh anak-anak (Putera, 2015, 5).  Film kartun anime “Crayon Shinchan” ini dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak yaitu berubahnya sikap anak dan mengubah pola pikir anak kecil yang sebenernya masih memerlukan masa pertumbuhan yang baik di lingkungannya. Adapun sisi positif dari film kartun anime “Crayon Shinchan” yaitu kesetiakawanan  dari Shinchan bersama-sama dengan teman-temannya di taman kanak-kanak. Persahabatan mereka sangat erat sehingga, dapat membangun keeratan dalam menjalin pertemanan anak-anak saat menontonnya. Pengaruh televisi juga mempengaruhi perilaku para penonton yang menyaksikan adegan-adegan pada tayangan di televisi dan membawa para penonton untuk berimajinasi serta dapat pula melakukan tindakan dari adegan secara langsung dipraktekkan di dunia nyata.
Media televisi merupakan media yang telah mendominasi dunia dan mendorong berjuta-juta anak di bawah pengaruhnya. Disadari atau tidak, media televisi telah membentuk dan menyebabkan ketergantungan sehingga kehadirannya seakan-akan menyemarakkan suasana (Putera, 2015, 4). Media ini sangat berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan seseorang melalui apa yang mereka lihat di televisi. Melihat dan meniru dapat berdampak positif dan negetif, tergantung dari masyarakat yang dapat menyaring tayangan televisi yang cocok untuk mereka dan sesuai dengan umur penonton. Pengaruh yang terbesar ada pada anak-anak karena malalui tayangan yang diputar di televisi dapat mengubah perilaku anak-anak, dapat juga membuat sikap anak-anak menjadi berubah.
Penggunaan televisi sebagai media hiburan bagi anak-anak mengalami peningkatan. Salah satu penyebab peningkatan ini adalah kesibukan orangtua terhadap aktivitas masing-masing, sehingga anak-anak cenderung menggunakan waktunya untuk mencari hiburan melalui televisi. Anak-anak perlu mendapatkan perlindungan dari berbagai tayangan media televisi, karena tidak semua program televisi layak disaksikan oleh anak-anak (Putera, 2015, 1). Tokoh yang ada pada film kartun “Crayon Shinchan” menggambarkan tokoh anak kecil yang anti sosial yaitu tokoh yang perilakunya berlawanan dengan perilaku seorang anak kecil yang sebenarnya pada dunia nyata. Shinchan bersikap sebagai seorang anak kecil yang nakal mengakibatkan pengaruh terhadap anak-anak yang menonton tayangan film kartun tersebut.
Setiap orang tua akan merasa khawatir dan was–was apabila anaknya lebih sering dan tertarik untuk berlama-lama menonton televisi. Apalagi jika acara yang disuguhkan tidak seuai dengan kebutuhan si anak, seperti acara telenovela, drama berseri, film action dan sebagainya yang sebenarnya belum pantas untuk ditonton oleh sang anak (Desti, 2005: 1). Anak-anak perlu mendapatkan perlindungan dari berbagai tayangan media televisi, karena tidak semua program televisi layak disaksikan oleh anak-anak (Putera, 2015, 3). Pentingnya peranan orang tua dalam mengawasi anak menonton televisi adalah salah satu usaha untuk menghindari tontonan yang tidak cocok bagi anak dengan cara memilih progam acara yang lebih baik dan mendidik seperti film kartun, sandiwara anak, lagu anak – anak dan sebagainya (Desti, 2005: 1).
Kewaspadaan orang tua dalam melindungi dan mendampingi anak dalam menonton sangat diperlukan sehingga tayangan–tayangan yang disajikan oleh televisi tidak dapat dengan mudahnya mempengaruhi perkembangan kepribadian serta perilaku anak ke arah yang negative (Desti, 2005: 3). Besarnya pengaruh televisi terhadap perilaku pemirsanya membuat televisi dituding sebagai biang keladi dari maraknya tindak kekerasan yang terjadi dimasyarakat, seperti perkelahian massa, pemerkosaan, pembunuhan, perampokan dan lain–lain (Desti, 2005: 5). Kita harus dapat memilah-milah mana yang baik dan buruk dari sebuah tayangan yang ditayangkan di televisi sehingga, pengaruh dari televisi menjadi tidak marak dan perilaku serta sikap kita menjadi terkontrol di lingkungan sekitar kita.
Kita tidak dapat menolak kemajuan dan masuknya teknologi informasi, ditambah dengan kondisi Negara kita yang mulai memasuki era baru dimana suasana demokrasi mulai ditegakkan. Dengan demikian, kita harus siap dalam menghadapi kemajuan dan perkembangan teknologi informasi tersebut, dengan mulai mempersiapkan dan melindungi serta mengawasi perkembangan anak-anak agar tidak larut dalam mengikuti setiap perkembangan yang tidak sesuai dengan perkembangan anak (Desti, 2005: 2). Anak-anak memerlukan pengawasan dari orangtua secara ketat agar apa yang ditonton oleh anak dapat dibatasi. Meskipun yang ditonton oleh anak-anak adalah film kartun namun, film kartun tersebut alur ceritanya ada yang tidak mengandung media hiburan yang bermakna positif. Tayangan yang berbau mistik, pornografi, kebebasan seks, brutalisme, sadisme, kekerasan, dan emosi berlebihan tidak mengajarkan anak-anak untuk berpikir logis dan rasional. Sebaliknya, malah lebih banyak menghadirkan ilusi, angan-angan, fantasi, khayalan sehingga tidak akan meningkatkan kecerdasan anak (Putera, 2015, 3).
           


Daftar Pustaka

Desti, S. (2005). Dampak tayangan film di televisi terhadap Perilaku anak. 1 (2). Jurnal  Komunikologi. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4614-Sri%20Desti.pdf., hal. 1-7.

Putera, A. P. (2015). Pengaruh tayangan film kartun “crayon shinchan” terhadap perilaku anak dengan orang tua pada sekolah dasar yayasan wisma semen gresik. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Artikel%20Jurnal%20-%20Angga%20Pradana%20070517608%20(C).doc.
"Mass Communication involves the use of print and electronic media such as newspapers, magazines, film, radio or TV to communicate the large number of people who are located in various places often scattered all over the country or the world."-Berge

"Mass Communication is the process of rapidly conveying identical information, assertions and attitudes to potentially large, dispersed and diversified audiences via mechanisms capable of achieving that task."-Orlik