Dea's Article Opinion

MEDIA CETAK MULAI BERGUGURAN
Oleh: Ardelia Meita Karismurti/150905631
            Media cetak merupakan salah satu media dalam komunikasi massa.Media cetak ditandai dengan lembaran yang berisikan kata-kata, gambar, atau foto. Media cetak merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk mengemukakan pendapat dan aspirasi-aspirasi masyarakat.Selain sebagai wadah aspirasi dan pendapat, media cetak digunakan untuk menyebarkan suatu berita atau masalah kepada khalayak atau masyarakat. Pada masa penjajahan, media cetak digunakan sebagai penyemangat untuk menyalakan api perjuangan melawan penjajah dan menumbuhkan rasa nasionalisme. Pada masa orde baru, media cetak juga digunakan sebagai media penyampai program dan kebijakan pemerintah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi masa kini, keberedaan media cetak hanya dipandang sebelah mata.
            Keterpurukan media cetak bisa terlihat pada tahun 2015. Tahun 2015 merupakan tahun yang suram bagi media percetakan di Indonesia. Dikutip dari suara.com, Ketua Bidang Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Iman D Nugroho saat menggelar konferensi pers si Kedai Tjikini, mengungkapkan bahwa dari 117 surat kabar yang ada di Indonesia, 16 surat kabar telah gulung tikar. Sementara untuk majalah, dari 170 unit menjadi 132 unit. Berita yang paling hangat mengenai tutupnya media cetak adalah surat kabar Sinar Harapan. Surat kabar yang dikenal sebagai “Raja Koran Sore” tersebut tak lagi terbit sejak tanggal 1 Januari 2016. Sebelumnya, surat kabar Harian Bola sudah menyatakan diri tutup sejak 31 Oktober 2015. Selain itu, beberapa anak usaha Kompas Gramedia juga tercatat ditutup.
            Selama tahun 2015 sampai awal tahun 2016, sudah ada empat media cetak indonesia yang gugur, termasuk Sinar Harapan tersebut. Media cetak yang sudah mengalami empat kali pembredelan tersebut, sampai akhirnya dibuka kembali pada tahun 2001, memutuskan untuk berhenti karena tidakadanya iklan dan hutang yang mencapai Rp 1.1 Milyar dan kegagalan mendapatkan investor baru. Media cetak lainnya yang gulung tikar adalah Harian Bola. Harian Bola hanya bertahan selama 2,5 tahun sampai akhirnya memilih untuk tutup pada 31 Oktober 2015. Selanjutnya, ada media cetak Jakarta Globe. Media cetak berbahasa inggris ini tutup pada tanggal 15 Desember 2015. Meskipun versi media cetak sudah berhenti, tetapi Jakarta Globe masih berjuang dalam bentuk online. Media cetak lainnya yang juga gulung tikar pada tahun 2015 adalah Koran Tempo Minggu. Alasan penutupan Koran Tempo Minggu adalah oplah yang hanya 60 ribu eksemplar. Sedangkan oplah yang ditentukan sekitar 80-90 ribu eksemplar.
            Terdapat beberapa alasan mengapa media cetak di Indonesia kian meredup. Salah satunya adalah perlambatan ekonomi. Industri percetakan merasa kesulitan karena meningkatnya biaya operasional dan investor juga mulai menarik diri. Selain itu, lengsernya media cetak juga merupakan akibat dari semakin majunya teknologi. Media cetak bisa dibilang kalah pamor dengan media lain, seperti televisi atau online. Keefektifan dan keefisienan teknologi yang ditawarkan media tersebut menjadi faktor yang mendorong masyarakat kurang berminat dengan media cetak.
            Televisi yang menampilkan video dan suara dalam penayangannya lebih menarik untuk dikonsumsi daripada media cetak yang hanya berisi tulisan dan gambar. Saat ini, masyarakat cenderung malas untuk membaca. Ukuran tulisan yang relatif kecil dan jarak antar kata yang sempit membuat para pembaca enggan untuk membacanya, terlebih para kaum muda. Berbeda dengan televisi yang menampilkan cuplikan beserta suara, sehingga masyarakat tidak perlu repot untuk membaca hanya duduk dan mendengarkan hal-hal yang disampaikan orang-orang dibalik layar. Ditambah lagi, televisi dapat menampilkan gambaran nyata tentang hal yang sebenarnya terjadi. Misalnya saja, saat terjadi bencana banjir, televisi menayangkan suasana dalam lokasi yang sebenarnya dan lebih lengkap daripada media cetak. Jika hanya membaca dari media cetak, masyarakat harus menggunakan imajinasi mereka dan membayangkan suasana dan kondisi yang terjadi pada lokasi kejadian. Selain memberikan informasi kepada masyarakat, televisi juga menjadi salah satu media utama dalam mencari hiburan.
            Selain televisi, sekarang muncul dominasi internet dalam kehidupan masyarakat. Munculnya internet menjadi ancaman bagi eksistensi media cetak. Saat ini, pola konsumsi media masyarakat Indonesia lebih sering dilakukan melalui internet daripada media cetak. Internet juga sering kali disebut sebagai new media. Dengan munculnya new media ini, masyarakat mengalami perubahan dalam mendapatkan informasi. Masyarakat cenderung lebih memilih media online daripada media cetak. Media online dianggap lebih praktis dan efesien jika dibandingkan dengan media konvensional atau media cetak. Munculnya media sosial, seperti facebook, twitter, line, instagram, dan lain-lain menjadikan setiap orang dapat menyebarkan dan menerima informasi kapan saja. Para pengguna media sosial, atau netizen, kerap menyebarkan berita-berita atau peristiwa-peristiwa yang baru saja atau sedang mereka alami ke dalam media sosial mereka. Hal ini membuat masyarakat lain dapat dengan mudah mendapatkan informasi secara cepat. Berbeda dengan media cetak, masyarakat harus menunggu koran atau majalah selesai dicetak baru bisa mereka baca. Selain itu, tidak semua media cetak terbit setiap hari. Maka dari itu, media cetak lama-kelamaan mulai ditinggalkan.Ditambah lagi, internet memiliki sifat fleksibel. Maksudnya, internet dapat digabungkan dengan media-media konvensional lainnya, seperti televisi, radio dan media cetak.
            Media cetak yang masih berdiri memang harus berjuang dan bekerja keras dalam era digital untuk berkompetisi dengan media online.Media konvensional harus mencari inovasi-inovasi yang baru untuk mengikuti perkembangan teknologi sehingga media konvensional tersebut bisa bertahan. Masyarakat memang masih mengonsumsi media cetak, radio dan televisi, tapi dalam bentuk yang berbeda. Masyarakat cenderung menggunakan internet untuk mengakses informasi yang diperlukan. Maka dari itu, media cetak kerap“melebarkan sayap” dan mampu menggabungkan media cetak, media online dan media elektronik.Hal ini disebut sebagai konvergensi media. Menurut Henry Jenkins, dalam Luce (2014), konvergensi bukan merupakan hasil akhir, melainkan proses perubahan bagaimana media dikonsumsi dan diproduksi. Jadi, berita yang biasanya muncul di atas kertas dapat diakses melalui komputer ataupun smartphone.Tetapi berita yang ditulis dalam media onlineharus sama dengan apa yang diterbitkan dalam media cetak.
            Meskipun dengan kehadiran media online yang membuat media cetak seakan kuno dan tidak praktis tetapi sebenarnya media cetak memiliki keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan media online. Pertama, dalam penggunaannya media online memerluka teknologi canggih, seperti laptop atau smartphone. Berbeda dengan media cetak yang tidak membutuhkan teknologi tersebut, sehingga media cetak dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Selain itu, dalam pemberitaannya media cetak lebih menceritakan suatu peristiwa atau berita lebih mendetail daripada media online. Media online cenderung hanya menceritakan ”permukaan” dari berita tersebut, sedikit sekali media onlineyang memberitakan suatu peristiwa secara mendalam. Kelebihan media cetak yang lain adalah berita-berita dalam media cetak lebih sedikit memiliki kesalahan teknis, tata bahasa dan penulisannya pun lebih baku dibanding yang ada di internet. Bahkan, tak jarang berita dalam media online tidak masuk akal karena kesalahan pemilihan kata. Bisa disimpulkan bahwa berita-berita yang disajikan oleh media cetak masih menjunjung tinggi kode jurnalistik. Jika diperhatikan, sebenarnya media cetak memiliki kelebihan dibandingkan dengan media online, oleh karena itu media cetak perlu dipertahankan.
           
           

1.      Lule, Jack. 2014. Understanding Media Culture: An Introduction to Mass Communication.[Online].
  Supadiyanto. 2013. Implikasi Teknologi Digital dan Internet (PaperlessNewspaper) Pada Industri Media Cetak di Indonesia. [Online].
http://dppm.uii.ac.id/dokumen/seminar/2013/G.Supadiyanto.pdf

     suara.com. 2015. Belasan Media Cetak Tumbang di 2015. [Online]

http://www.suara.com/news/2015/12/20/202914/belasan-media-cetak-tumbang-di-2015

      Koranmakassaronline.com.2016. Tahun 2016 Media Cetak Indonesia Berguguran, Sinyal Buat Media Cetak Lokal Untuk Berbenah. [Online]


http://koranmakassaronline.com/v2/tahun-2016-media-cetak-indonesia-berguguran-sinyal-buat-media-cetak-lokal-untuk-berbenah/
"Mass Communication involves the use of print and electronic media such as newspapers, magazines, film, radio or TV to communicate the large number of people who are located in various places often scattered all over the country or the world."-Berge

"Mass Communication is the process of rapidly conveying identical information, assertions and attitudes to potentially large, dispersed and diversified audiences via mechanisms capable of achieving that task."-Orlik